Kamis, 07 Juni 2012

Bahaya Lidah Pada Manusia


Bahaya Lidah
Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya ada raqib atid.” (QS. Qaf: 18)
Raqib adalah malaikat yang selalu menyertainya & atid maknanya yang hadir di sisinya.
Dari Sahl bin Sa’ad As-Saidi -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang menjamin untukku bisa menjaga apa yang ada di antara dua janggutnya (janggut & kumis) & apa yang ada di antara kedua kakinya, maka aku menjamin surga untuknya.” (HR. Al-Bukhari no. 6474)
Yang berada di antara janggut & kumis adalah lidah, & yang berada di antara dua kaki adalah kemaluan.
Dan dlm hadits Muadz bin Jabal tatkala Nabi -alaihishshalatu wassalam- menyebutkan masalah Islam, rukun Islam, & jihad di jalan Allah. Muadz berkata di akhir hadits:
ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ؟ قُلْتُ: بَلَى يَا رسولَ اللهِ. فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا، قُلْتُ: يَا رسولَ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟ قَالَ: ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ، وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ؟!
“Kemudian beliau bersabda, “Inginkah kuberitahukan kepadamu penegak dari semua amalan itu?” aku (Muadz) menjawab, “Mau wahai Rasulullah.” Maka beliau memegang lidahnya seraya bersabda, “Tahanlah ini,” aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami betul-betul akan disiksa akibat ucapan kami?” beliau menjawab, “Kasihan kamu wahai Muadz, apakah ada yang menjerambabkan manusia di dlm neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali buah dari ucapan lisan-lisan mereka?!” (HR. At-Tirmizi no. 2616 & dia berkata, “Hadits hasan shahih.”)
Penjelasan ringkas:
Allah Ta’ala berfirman mengingatkan nikmat-Nya, “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua mata, satu lidah, & dua bibir.” Maka lidah termasuk dari nikmat terbesar dari Allah kepada hamba yang dengannya mereka bisa mengungkapkan isi hati & keinginan mereka.
Hanya saja nikmat yang besar ini bisa menjadi sesuatu yang akan membinasakan pemiliknya di dunia & di akhirat. Dia bisa menjadi sebab terbesar masuknya seseorang ke dlm surga, tapi sebaliknya dia juga bisa menjadi sebab terbesar yang menggelincirkan seseorang ke dlm neraka. Karenanya tak akan sempurna keislaman seseorang sampai dia meyakini bahwa semua ucapan yang keluar dari mulutnya akan dia pertanggungjawabkan di hadapan Allah, & dia tak akan mendapatkan inti dari ajaran Islam selama dia tak menjaga lisannya. 

sumber: www.al-atsariyyah.com 

0 komentar:

Posting Komentar